Selasa, 04 Desember 2012
Lima Penyebab Kecelakaan Fatal Sepeda Motor
TEMPO Interaktif, Jakarta – Angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor di tanah air hingga kini masih menduduki peringkat pertama dari kasus yang ada. Asian Development Bank (ADB) misalnya, menyebut angka kecelakaan di Indonesia saban tahunnya tak kurang dari 30 ribu kasus.Edo Rusyanto, seorang penggiat berkendara aman dan nyaman yang juga Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Road Safety Association (RSA), juga menyodorkan angka yang kurang lebih sama.
“Sepanjang 2009 ada 18 ribu kasus kecelakaan. Di 2010 polisi mengklaim angka itu menurun menjadi 10 ribu. Tetapi jumlah sepeda motor yang terlibat tetap besar, 60 – 70 persen,” tutur Edo di Jakarta, Jumat (21/1).
Menurut penulis buku ‘Hiruk Pikuk Bersepeda Motor’ itu menyebut ada berbagai penyebab. “Namun, dari semua kejadian tersebut faktor human error masih menempati angka tertinggi. Pengendara yang tidak memahami teknik berkendara yang baik di beberapa kondisi yang dihadapi,” terang Edo.
Padahal, kata dia, bila mereka memahami teknik yang baik dan benar, bukan saja akan merasakan kenyamanan berkendara tetapi juga aman baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Lantas teknik berkendara seperti apa yang baik dan benar? Kondisi seperti apa yang kerap menjadi pemicu kecelakaan?
Berikut Edo berbagai tips untuk Anda, menurutnya ada lima hal yang wajib diperhatikan.
1. Cara mendahului yang salah di pertigaan
Pada umumnya, para pengendara sepeda motor salah memperhitungkan ketika ada mobil di depannya berbelok ke kiri atau ke kanan di sebuah pertigaan. Mereka dengan merta dan langsung tancap gas ke arah kanan atau kiri mobil untuk segera mendahului mobil tersebut.
Padahal, pada saat bersamaan kemungkinan ada kendaraan lain dari arah berlawanan yang bermaksud segera melewati mobil itu juga banyak.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan kendaraan di belakangnya juga bermaksud segera mendahului. Akibatnya tabrakan tak terhindarkan.
2. Salah memperhitungkan lintasan tikungan
Pada kasus kecelakaan di tikungan, biasanya pengendara motor memasuki tikungan terlalu cepat sehingga gagal memperkirakan radius tikungan. Akibatnya, mereka tidak sempat melihat keadaan di ujung jalanan itu.
Walhasil, ketika mengetahui ada kendaraan lain dari arah berlawanan atau benda lainnya mereka panik dan gagal melakukan pengereman.
“Bila mengalaminya, segera atur laju motor dengan mengerem dan mengubah posisi gigi. Sehingga Anda bisa segera berpindah jalur menikung dan perhatikan marka,kemana arah tikungan,” papar Edo.
Selain itu, sisakan ruang antara motor Anda dan kendaraan dari arah lawan.
3. Terlalu dekat dengan kendaraan di depan
Kejadian kecelakaan saat pengendara mendahului adalah kasus yang cukup sering terjadi. Bahkan, pengendara yang sudah berpengalaman sekalipun, dan kendaraan yang akan didahului melaju dengan kecepatan lebih lambat.
Menurut Edo, itu bisa terjadi karena pengendara motor terlalu dekat dengan kendaraan di depannya dan langsung banting setir saat merasa ada kesempatan untuk mendahului.
Padahal, dari arah berlawanan atau dari belakang tengah melesat kendaraan lain.
“Untuk menghindarinya rencanakan dengan matang sebelum mendahului. Perhatikan jalanan di depan, lihatlah spion dengan seksama, dan jangan terburu-buru atau agresif,” saran Edo.
Satu hal lagi, jangan membiasakan diri mengendarai motor terlalu dekat dengan kendaraan lain dan tepat berada di belakangnya.
Salah perhitungan seperti ini juga kerap dilakukan oleh pengendara saat memutar di putara U. Mereka acapkali nekad terus memutar kendati dari kejuahan telah terlihat ada kendaraan yang melaju kencang.
“Biasanya mereka percaya diri bisa dengan cepat bermanuver. Tetapi, mereka juga lupa ternyata motornya tidak memiliki kemampuan secepat yang mereka kira,” ujar Edo.
4. Kecepatan tidak sesuai keadaan
Penyebab kecelakaan sepeda motor yang juga kerap tidak disadari orang adalah pengendalian kecepatan yang salah. Selama ini para pengendara hanya berupaya menggeber sepeda motornya dalam kecepatan tinggi tanpa meyadari kondisi jalanan yang dilalui.
Walhasil, ketika melintasi perempatan, pertigaan, atau jalanan yang berlubang, mereka tidak bisa mengendalikan kendaraannya. Kecelakaan pun tidak bisa dihindari.
Oleh karena itu sesuaikan kecepatan dengan jalanan. Bila melintasi di jalanan ramai pastikan pada kecepatan yang memungkinkan sepeda motor berhenti dengan aman saat direm.
“Menggeber sepeda motor dalam kecepatan tinggi boleh saja, asal jalanan telah dipastikan aman, tidak banyak pertigaan, perempatan, dan kondisi jalanan bagus,” kata Edo.
5. Kondisi motor tak mendukung keamanan
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah kondisi sepeda motor benar-benar aman. Pastikan sistem pengereman – baik rem depan maupun belakang – berfungsi dengan baik. Lakukan pengetesan peranti ini beberapa kali sebelum Anda menggunakan motor.
Jangan pernah meremehkan kondisi oli, rantai, gir, (bila motor yang digunakan adalah skuter matik cek kondisi transmisi CVT), tekanan angin ban, kaca spion, lampu sein, klakson dan lain-lain.
Beberapa faktor teknis itu memang terlihat sepele, namun kerap menjadi pemicu kecelakaan di jalan raya. “Dan yang lebih penting lagi, perlengkapan berkendara Anda. Pakailah sepatu, helm, atau jaket, serta pelindung lutut, siku. Bila tidak, minimal helm dan sepatu,” wanti-wanti Edo.
Edo mengatakan, sejatinya masih banyak hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari kecelakaan di jalan raya. Namun dari sejumlah hal itu, lima hal di atas merupakan hal-hal yang terpenting dan menjadi penyebab utama kecelakaan fatal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar