Touring atau bepergian jauh, sudah menjadi
life style (gaya hidup) sebagian
bikers.
Bahkan ada klub atau komunitas bermotor yang sudah meng-agendakan
kegiatan touring ini di program kerjanya. Semakin banyak volume
touring, berarti semakin dikenal klub atau komunitas motor tersebut di kalangan
bikers.
Meski demikian, keselamatan berkendara harus menjadi prioritas utama dimanapun berkendara. Tentu
motobikers pergi untuk kembali bukan?
Nah…ulasan berikut adalah serangkaian aturan main
touring yang bisa disesuaikan dengan kondisi klub atau komunitas
motobikers.
Monggo…
Hal- hal yang harus dilakukan sebelum melakukan perjalanan
A. Perencanaan
a. Rencana Rute Perjalanan
1. Rute perjalanan harus dipersiapkan oleh
Touring organizer, atau dalam skala yang kecil, harus disiapkan oleh peserta yang ditunjuk untuk menentukan rute perjalanan
2. Rute perjalanan hendaknya memperhitungkan waktu dan jarak
touring3. Rute perjalanan hendaknya berisi POI (Point Of Interest) yang akan dilalui oleh
group
sejak titik keberangkatan dan titik lokasi selesai. POI dimaksud bisa
berupa nama wilayah, nama desa, nama kota atau suatu area yang bisa
menjadi patokan dalam menentukan posisi.
4. Rute perjalanan hendaknya berisi titik-titik peristirahatan dimana
group bisa berhenti untuk beristirahat dan menyegarkan badan.
5.
Dalam menentukan tempat beristirahat, asumsikan bahwa perjalan
dilakukan dengan kecepatan yang lambat dan memakan waktu. Dengan
demikian, lokasi-lokasi pemberhentian telah diperkirakan lebih rapat
antara satu dan lainnya. Catat perkiraan waktu yang dibutuhkan antara
satu tempat istirahat dengan tempat istirahat yang lain
6. Rute perjalanan diharuskan berisi gambar peta yang telah diberi tanda Rute
7. Dalam menentukan rute perjalanan, sangat disarankan untuk dilakukan
survey terhadap rute.
Survey hendaknya dapat mengumpulkan informasi-informasi berikut ini :
- Kondisi jalan secara umum. (Kondisi jalan hendaknya tergambarkan dalam peta)
- Kondisi dan letak persisnya tempat-tempat peristirahatan
-
Lokasi pengisian bahan bakar yang sesuai. (beberapa SPBU tidak melayani
pengisian Pertamax, dan tidak perlu mendata seluruh SPBU yang dilalui,
cukup beberapa SPBU yang sekiranya siap 24 jam dan memadai).
b. Rencana Logistik
Tujuannya untuk menyimpan persediaan
spare-part cadangan yang mungkin dibutuhkan oleh peserta
touring
bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Juga berfungsi untuk
membawa motor yang dalam perjalan mendapat masalah. Berikut beberapa
item dalam rencana logistik
1.
Storing Car
Storing Car bersifat wajib ada apabila perjalanan
touring cukup jauh dan dalam perjalanan tidak mudah untuk memperoleh
spare-part. Daftar
spare-part yang harus disiapkan dan disimpan oleh
storing car adalah sebagai berikut :
• Spare Busi / Spark Plug
• Spare Sekering / Fuse
• Spare Bohlam Lampu Besar, Sein, Rem, Lampu Kecil
• Spare Kanvas Rem depan dan Belakang
• Spare Chain/Rantai
• Spare Tubes/Ban Dalam, Ban Luar
• Pompa Portable
• Kit Tambal Ban Tubles
• Air Accu
• Accu
• Oli mesin dan Oli rem
• Hazard Cone
• Electric Torch / Senter
• Standard toolkit / Perkakas
• Rope / Tambang
• Ply Sheet / Terpal.
2. Persiapan Sendiri
Masing-masing peserta, hendaknya mempersiapkan seluruh
spare-part tambahan bilamana motornya menggunakan
part-part lain diluar
standard.
Part-part ini bisa dititipkan pada
storing car (bila ada) atau dibawa sendiri (jika kecil dan mudah dibawa sendiri)
3. Obat-obatan
Obat-obatan standard untuk P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) berisi minimal :
• Cairan pembersih luka
• Antiseptik
• Perban dan perekat.
B. Pelaksanaan
1. Pra
touring
Pra-Touring dilaksanakan oleh seluruh peserta
Touring untuk membiasakan diri sebelum melakukan
event touring. Antara lain:
• Selama melakukan Pra-
Touring, hendaknya dilakukan mekanisme-mekanisme yang sama dengan mekanisme
touring sebenarnya
• Perilaku, cara komunikasi dan tatacara
touring dilakukan sebagaimana
touring sesungguhnya dilakukan
• Pra-
Touring hendaknya melalui perjalanan dan kondisi jalan yang sekiranya bisa mewakili seluruh perjalanan dalam
touring sesungguhnya
• Peraturan yang lebih longgar berlaku untuk pra-
touring. Walaupun demikian
Road Captain hendaknya memberikan peringatan dan petunjuk untuk memperbaiki kesalahan anggota touring dalam Pra-
Touring•
Officer mengamati
riding skill dari anggota selama Pra-
Touring untuk memperkirakan posisi urutan dan pengelompokan peserta dalam
touring yang sesungguhnya.
2. Berkumpul
Usahakan
dalam berkumpul, peserta touring harus datang tepat waktu atau datang
lebih awal. Peserta yang datang Terlambat, tidak diperkenankan masuk ke
group touring, karena bisa menggangu
group secara keseluruhan. Kenapa harus tepat waktu dalam berkumpul? Karena
touring melibatkan perencanaan yang baik meliputi rute, pemberhentian dan lain sebagainya yang direncanakan berdasarkan waktu. Bila
motobikers menghargai kelompok
touring sendiri, datanglah tepat waktu!
3. Woro-woro
Woro-woro atau pemberitahuan dilakukan oleh
Touring Organizer. Petugas ini fungsinya memberitahukan lokasi keberangkatan, waktu berkumpul dan waktu keberangkatan jauh hari sebelum
event touring dilaksanakan
C. Persiapan Pengendara
1. Safety Gears : Untuk memperkecil resiko cidera yang bisa saja terjadi
dalam melakukan pra-touring, touring dan touring survey, peserta touring
harus melengkapi dirinya, minimal dengan aksesori keamanan sebagai
berikut :
• Helm; Full Face atau Half Face.
Helm
“cetok” tidak diperbolehkan karena tidak memberikan proteksi kepala
yang memadai. Untuk helm tanpa tutup muka, hendaknya menggunakan kaca
mata. Kacamata hitam sangat disarankan
apabila berkendara disiang hari
• Sepatu
Minimal sepatu harus menutupi seluruh bagian telapak dan punggung kaki, dan juga menutupi mata kaki.
Safety-shoes (dengan toe protector dari besi) diperbolehkan selama pengendara merasa nyaman dalam melakukan
gear shifting dan pengereman
• Sarung Tangan
Sarung
tangan yang baik, biasanya yang terbuat dari kulit yang cukup kuat dan
lentur, serta dapat menutupi seluruh permukaan/punggung tangan,
menutupi jari-jari seluruhnya dan sampai ke pergelangan tangan
• Celana Panjang
Kriteria
celana panjang yang baik, terbuat dari bahan yang cukup kuat, tidak
boleh terlalu panjang hingga menutupi punggung kaki dalam posisi duduk.
Disarankan dibuat dari bahan
jeans
• Jaket
Kriteria
jaket yang baik berahan yang kuat dan berbentuk jaket, bukan jas. Untuk
daerah dingin disarankan tebuat dari kulit sapi. Untuk daerah yang
panas disarankan yang terbuat dari anyaman bahan sintetik tebal. Jaket
touring
sebaiknya memiliki bagian-bagian yang dipertebal (reinforce) disekitar
bahu dan siku. Sangat disarankan bila jaket memiliki pola-pola garis
terang (scotlite) yang sangat jelas terlihat bila terkena sinar lampu
kendaraan lain. Seluruh peserta
touring hendaknya memiliki penampilan yang sama. Misalnya motor yang sejenis atau pengendara (dengan jaket berwarna seragam)
Apabila dalam
touring
diikuti oleh motor yang berbeda-beda dan pengendaranya juga
berpenampilan beragam, maka harus ditemukan cara untuk dapat
mengidentifikasi mana peserta mana bukan peserta. Salah satu cara
adalah dengan menyematkan pita dengan warna yang sama pada lengan
peserta.
• Jas Hujan
Setiap peserta
touring, pra-
touring atau touring
survey,
harus membawa jas hujan yang terdiri atas 2 potong dengan model
setelan: Baju dan Celana panjang. Dilarang menggunakan jas hujan
berbentuk ponco (batman)
• Obat obatan
Selain obat-obatan yang telah disiapkan, P3K, masing-masing peserta
touring
wajib membawa obat-obatannya sendiri apabila peserta dalam proses
pengobatan atau memeiliki ketergantungan atas obat-obatan tertentu.
Dalam hal ini kriteria yang harus diperhatikan antara lain:
1. Dilarang menggunakan obat-obatan yang bisa menyebabkan kantuk 10 jam sebelum dan sewaktu melakukan kegiatan
touring2. Dilarang meminum minuman keras atau ber-alkohol 10 jam sebelum dan sewaktu melakukan kegiatan
touring.
D. Sreening - Lakukan T. Clock pada motor
Pemeriksaan atas kesiapan motor yang digunakan antara lain:
•
T – Tires : Pemeriksaan atas kondisi ban dan velg.
•
C – Controls : Pemeriksaan atas stang stir, arah roda depan relatif pada stir, kanvas rem, minyak rem, kopling dan gas.
•
L – Lights and Accessories : Pemeriksaan pada lampu-lampu dan sistem kelistrikan. Kaca spion yang memadai adalah wajib
•
Oils and Fluid : Pemeriksaan atas tercukupnya oli mesin, oli rem, oli shock, oli samping, oli/air-radiator. Bawalah, oli mesin tambahan
•
C – Chassis and Chain : Pemeriksaan atas struktur tulang, tangki (mendeteksi kebocoran), suspensi, shock, rantai dan sprocket
•
K – Kick stand : Pemeriksaan atas standar motor.
E. Briefing
1. Umum
Tiap tiap
captain yang ditunjuk menjelaskan fungsi-fungsi dari tiap-tiap petugas/officer yang terdiri dari.
• Road Captain : Pemimpin rombongan
• Voorrijder : Pengawal depan, Path Opener.
• Road Officer : Pengawal Captain dan Blocker.
• Safety Officer : Pengawal Rombongan dan Sweeper.
• Health Officer : Peserta yang membawa obat-obatan, membantu peserta yang terluka.
• Technical Officer : Mekanik menjelaskan isyarat-isyarat koordinasi yang dilakukan oleh petugas dan juga peserta
touring• Touring Organizer membagikan
copy peta rencana perjalanan
•
Touring Organizer menjelaskan rute-rute yang dilalui oleh
iring-iringan, lokasi istirahat, waktu istirahat dan lama perjalanan
antara satu tempat istirahat ke tempat istirahat yang lain
• Tiap tiap captain harus mewujudkan kesepakatan mengenai penunjukan petugas dan kecepatan rata-rata selama
touring.
2.
Splitting Klotur (Kelompok Touring)
•
Group memiliki maximal 12 peserta. Lebih dari 12 peserta, harus dipecah-pecah menjadi beberapa
group antara 5 hingga 12 peserta
•
Group yang memiliki lebih dari 7 peserta harus memiliki satu
safety officer tambahan yang berposisi di tengah dan menjaga barisan
• Tiap
group harus dipimpin oleh seorang
Road Captain yang paling berpengalaman dan mengenal rute perjalanan.
3. Pemilihan
Group Peserta
• Peserta
touring dengan pengalaman terpendek berada di barisan depan
• Peserta
touring sebaiknya memilih
group yang sesuai dengan kecepatannya sendiri
• Peserta yang berpengalaman hendaknya tersebar merata ke seluruh
group-group yang ada
•
Road Captain berhak menolak bergabungnya seorang peserta dengan alasan yang jelas
•
Touring Organizer membantu proses pemilihan group ini.
F. Evaluating
1.
Pre-Tour Review (Sebelum Berangkat)
• Membahas mengenai pengalaman
touring oleh peserta yang berpengalaman
• Membahas medan yang akan dihadapi.
2.
In-Tour Review (Saat Beristirahat)
• Membahas mengenai event-event yang terjadi sejauh perjalanan berlangsung
• Saling memberi nasihat atas skill dan perilaku berkendara.
3.
Post-Tour Review (Setelah Tiba)
• Membahas mengenai event-event yang terjadi di seluruh perjalanan
• Membuat kesimpulan atas apa-apa saja yang bisa dijadikan pelajaran guna menyempurnakan akfitiftas
touring dimasa depan.
Ketentuan diatas memang bukanlah ketentuan baku.
Motobikers
bisa mengaplikasikannya sesuai kebutuhan, seperti halnya dalam
mengatur kecepatan berkendara, ada filosofi yang mengatakan seperti
ini. Jika kecepatan motor 60 km/jam, berarti prosentasi kecelakaannya
juga 60%. Semakin tinggi kecepatannya, berarti prosentase kecelakaan
semakin tinggi pula. Bukankah lebih indah, jika pulang dan pergi
beraktifitas setiap hari dengan selamat? Mari santun berkendara dan
selalu
safety riding!
SALAM SATU ASPAL
D 001 CH